Zulnas.com, Batubara –Tradisi menjelang bulan suci Ramadhan (akhir Sya’ban) Aswaja Batubara bersama Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama Batubara beserta Muslimat NU Batubara adakan Ziarah Akbar di Maqam para Ulama dan Masyaikh yang ada di Kabupaten Batubara, Sabtu, (3/5/2021) lalu.
Ketua Aswaja Batubara Jasmi Assayuti beserta ketua PC NU Batubara H.Batiar Magozah, SPd. MHum dan ketua Muslimat NU Batubara Hj. dr.Salamah Noviasari MKM, dan Hj. Refiyanti, MS.i. mengatakan istilahkan tradisi ini sebagai bentuk kecintaan kami selaku warga NU yang ada di Batubara terhadapa para ulama dan masyaikh yang suda banyak berjasa kepada masyarakat Batubara dalam mengajarkan dan mendidik kita semua sehingga bisa memahami ilmu-ilmu agama,” ucap Jasmi.
Bagi sebagian orang hal ini menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan serasa ada yang kurang dalam melangkahkan kaki menyongsong puasa Ramadhan.
Ketua Cabang Nadlahtul Ulama (PC NU) Batubara ayahanda H.Batiar Maqozah mengungkapkan memang pada masa awal-awal Islam, Rasulullah saw memang pernah melarang umat Islam berziarah ke kuburan mengingat kondisi keimanan mereka pada saat itu yang masih lemah, Serta kondisi sosiologis masyarakat arab masa itu yang pola pikirnya masih didominasi dengan kemusyrikan dan kepercayaan kepada para dewa dan sesembahan. sebagaimana “Rasulullah saw mengkhawatirkan terjadinya kesalah pahaman ketika mereka mengunjungi kubur baik dalam berperilaku maupun dalam berdo’a.
“Akan tetapi bersama berjalannya waktu, alasan ini semakin tidak kontekstual dan Rasulullahpun memperbolehkan berziarah kubur. Demikian keterangan Rasulullah saw dalam Sunan Turmudzi No 973 dan dikuatkan didalam “Hadits dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda “Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah, karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat.
“Oleh karena itu dibenarkan berziarah ke makam orang tua dan juga ke makam orang shalih dan para wali, Selama ziarah itu dapat mengingatkan kita kepada akhirat. Begitu pula ziarah ke makam para ulama-ulama yang ada dibumi Batubara ini merupakan sebuah kebaikan yang dianjurkan sebagaimana pendapat Ibnu Hajar al-Haytami dalam kitab ‘al-fatawa al-fiqhiyah al-kubra.
“Inilah yang menjadi dasar kami para jama’ah Nadliyin dan warga NU yang di ada Batubara dengan mementingkan diri berziarah ke maqam para Ulama dan Masyaikh yang suda banyak berjasa menyebarkan kebaikan ilmu agamanya dikabupaten Batubara ini.
Adapun mengenai ikmah ziarah kubur Syaikh Nawawi al-Bantani telah menuliskannya dalam Nihayatuz Zain demikian keterangannya, “disunnahkan untuk berziarah kubur, barang siapa yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jum’at, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya.” ujar ketua NU Batubara.
“Dari penjelasan panjang ini maka tradisi berziarah kubur tetaplah perlu kita dilestarikan terutama mengunjungi maqam para Ulama dan Masyaikh yang ada di Kabupaten Batubara kalau bukan kita siapa lagi yang harus menjaga ulama – ulama kita ini,” ucap Jasmi.
“Kami juga mengajak Pemkab Batubara agar lebih memperhatikan kedepannya keberadaan maqam – maqam para ulama dan masyaikh yang ada didaerah kita supaya Kabupaten Batubara kedepan selalu terjaga oleh para ulama dan wali-wali allah,” Bahkan malah dapat dijadikan tempat wisata rohani dan mengingatkan akan kehidupan di akhirat nanti.
“Apalagi jika dilakukan diakhir bulan Sya’ban hal ini merupakan modal yang sangat bagus untuk mempersiapkan diri menyongsong bulan Ramadhan.” pungkasnya. ***Jas