Zulnas.com, Batubara — Puluhan Kepala Keluarga (KK) Lingkungan III dan IV Kelurahan Labuhanruku Kecamatan Talawi terpaksa membeli air dari bantuan Mobil Damkar, Minggu (25/9/2022).
Mobil pemadam kebakaran (Damkar) milik Pemkab Batubara itu datang membawa air untuk disalurkan kepada warga yang sudah tiga hari tidak mendapatkan distribusi air bersih dari pihak PDAM setempat.
“Untunglah ada mobil Damkar yang membawa air kepada kami, paling tidak bisa untuk keperluan hari ini,” kata Warga kepada zulnas.con, Iwan dan Iqbal di Labuhanruku.
Warga mengaku, ihwal itu terjadi lantaran dampak macet totalnya pendistribusian air bersih dari PDAM Tirta Tanjung, sehingga membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk konsumsi sehari-hari dan terpaksa meminta bantuan mobil pemadam kebakaran (Damkar) untuk mendistribusikan air maupun membeli air sumur bor dari uang sendiri.
“Nasib baik ada mobil damkar mau mendistribusikan air sehingga warga agak terbantu maupun membeli air sumur bor mengeluarkan kocek sendiri. Padahal sudah membayar rekening air bulan ini,” ujar Iqbal.
Seperti diketahui, puluhan bahkan ratusan pelanggan yang tersebar di Labuhan Ruku mengeluh akibat distribusi air bersih yang macet total sejak Sabtu (24/9) sampai sekarang.
Baca : Anggota DPRD Batubara Usman Minta Dirut PDAM Tirta Tanjung Mundur Terhormat
Kemacetan ini gegara tagihan listrik tak terbayar atau belum dilunasi bulan September 2022, sebesar lebih dari Rp13 juta dalam waktu yang ditetapkan sebagaimana tertera dalam surat pemberitahuan pelaksanaan pemutusan sementara sambungan tenaga listrik yang dikeluarkan ULP PT PLN Tanjungtiram.
Akibat pemutusan ini, berdampak terhadap pendistribusian air bersih ke rumah pelanggan menjadi macet.
“Tahunya kita pelanggan PDAM di unit Labuhan Ruku ini tertib dalam hal membayar tagihan pemakaian air setiap bulan, namun kenapa pihak manajemen tidak membayarkan atau belum melunasi, sehingga sambungan listrik terpaksa diputus PLN dan berdampak terhadap macetnya pendistribusian air bersih, sebab pengoperasian PDAM selama ini bergantung dengan arus listrik,” sebut sejumlah masyarakat pelanggan PDAM di Labuhan Ruku, Minggu (25/9).
Warga menduga tagihan pelanggan Labuhan Ruku menjadi subsidi silang untuk menutupi tunggakan listrik di unit lainnya.
“Macam koperasi pula tanggung renteng. Ini kebijakan tak profesional, gali lubang tutup lubang, sehingga tagihan rekening di lingkungan unit pelanggan yang patuh membayar tagihan merasa dirugikan,” ujarnya.
Warga meminta kinerja PDAM dievaluasi secara menyeluruh dan harus dilakukan pergantian karena dinilai tidak cakep dan profesional dalam melaksanakan tupoksinya mengelola dan memajukan perusahaan plat merah yang sebagian besar modalnya dibiayai oleh dana rakyat melalui APBD Batubara.
Pergantian ini agar secepatnya dilakukan untuk meminimalisir kerugian anggaran dan keuangan pada PDAM tersebut.
Harus Bertanggungjawab
Ketua Fraksi Nurani Karya Bangsa yang juga Bapemperda DPRD Kabupaten Batubara Usman menyesalkan manajemen PDAM Tirta Tanjung belum melunasi tagihan rekening listrik unit Labuhan Ruku, sehingga sambungan listrik terpaksa diputus PLN untuk sementara dan berdampak terhadap pendistribusian air bersih yang macet total.
“Jangan polemik yang hari ini terjadi di PDAM jadi ajang manfaat menutupi pelunasan atau pembayaran yang lain, sehingga pelanggan di Labuhan Ruku dirugikan dan mengancam mendatangi pihak manajemen untuk mempertanggungjawabkan,” ujarnya.
Hafizullah Direktur PDAM Tirta Tanjung maunya tahu malu untuk mundur sebelum masyarakat memaksanya, karena dinilai tidak mampu mengelola perusahaan ke arah lebih baik, malahan sebaliknya diterpa polemik maupun hutang tagihan listrik, imbuhnya.
Ketua DPC Hanura Kabupaten Batubara ini kembali menekankan pembayaran tagihan pemakai air dapat dilakukan di tiap unit dan tidak satu pintu sebagaimana berjalan sekarang, sehingga pungutan tagihan pemakai air setiap bulan dapat diketahui dan diawasi masyarakat.
Usman menyakini tidak mungkin rekening listrik tak terlunasi sebab hampir 700 masyarakat pelanggan yang tersebar di Labuhan Ruku, sepengetahuannya, tertib membayar setiap bulan dan hasil pungutan air tidak pernah minus, bahkan lebih dan minim perbaikan.
“Kok bisanya tagihan rekening listrik belum terlunasi. Dikemanakan uang tagihan pelanggan Labuhan Ruku ini,” ujarnya sembari mengatakan kantor PDAM unit Labuhan Ruku tak jauh dari kediaman rumahnya.
Direktur Hafizullah, lanjut Usman kurang terbuka dalam upaya koordinasi menyelesaikan polemik dihadapi PDAM hari ini. Padahal dirinya selaku anggota dewan membuka diri, bahkan menghubungi melalui WhatsApp namun tidak direspon. ***Has