Zulnas.com, Batubara — Di bawah langit mendung yang seakan turut berduka, suara haru menyelimuti rumah duka di Batubara, tempat Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Seluruh Nelayan Indonesia (DPC HNSI), H. Syafri Habni, berduka atas kepergian istri tercinta, Hj. Syafrida. Sabtu, 5 Oktober 2024, menjadi hari yang berat bagi keluarga Habni dan masyarakat Batubara.
Namun, dalam keheningan, datanglah sebuah kehangatan yang tak terduga—kehadiran calon bupati dan wakil bupati Baharuddin-Syafrizal bersama tokoh-tokoh penting daerah, yang datang melayat.
Di balik atmosfer berkabung, ada suasana yang mencerminkan rasa solidaritas dan kebersamaan yang begitu kuat. Bukan sekadar lawatan politik atau kunjungan formalitas, melainkan sebuah bentuk kepedulian yang nyata terhadap sesama.
Baharuddin, dengan raut wajah yang sarat belasungkawa, menyampaikan ucapan duka mendalam atas kepergian Almarhumah Hj. Syafrida. “Semoga semua amal ibadah Almarhumah diterima Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” ucapnya dengan tulus, diiringi tatapan penuh empati.
Dalam suasana yang sama, H. OK Arya, mantan Bupati Batubara yang turut hadir, berbicara dengan nada tersedu, menyampaikan kesedihannya atas berpulangnya Almarhumah.
“Beliau adalah sosok yang telah memberikan banyak kebaikan, terutama dalam memperjuangkan pemekaran Kabupaten Batubara,” kenang H. OK Arya, mengingat jasa Almarhumah yang tak hanya berdampak pada keluarga, tetapi juga pada masyarakat luas.
Bukan hanya sekadar tokoh-tokoh politik dan pejabat daerah, tapi seluruh lapisan masyarakat turut hadir di rumah duka. Ketua PD Alwashliyah Kabupaten Batubara, Ustadz Al Asar Paguruwani, serta jajaran pengurus HNSI lainnya, seperti Amsar dan M. Hamdani Batubara, juga memberikan penghormatan terakhir. Kehadiran mereka bukan hanya menjadi simbol solidaritas, tetapi juga bentuk penghormatan bagi seorang istri dan ibu yang telah banyak berjasa di tengah-tengah komunitas.
Dalam momen hening, H. Syafri Habni, sang tuan rumah, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. “Kepedulian dan kebaikan hati kalian semua akan dibalas oleh Allah SWT,” ucapnya dengan lirih, namun penuh makna.
Di tengah-tengah kehilangan besar ini, dia menyadari bahwa dukungan dari masyarakat dan para pemimpin daerah menjadi penghiburan yang begitu berarti.
Di penghujung acara, suasana semakin syahdu ketika Ustadz Al Asar memimpin doa penutup, memohonkan rahmat bagi Almarhumah dan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Suara doa yang khidmat seakan menjadi pengingat bagi semua yang hadir, bahwa di tengah segala kesibukan duniawi, kepedulian terhadap sesama adalah hal yang paling bermakna.
Kisah melayat ini mungkin tampak sederhana di permukaan, namun bagi mereka yang hadir, momen ini adalah pengingat tentang arti kebersamaan, ketulusan, dan solidaritas yang melebihi sekadar hubungan formal.
Di balik duka, ada kehangatan yang mengikat masyarakat Batubara, memperkuat ikatan di antara mereka, bahwa dalam setiap kehilangan, selalu ada tangan-tangan yang siap menopang dan hati-hati yang peduli.
Inilah sekelumit kisah yang tidak hanya menggambarkan sebuah prosesi belasungkawa, tetapi juga sebuah perayaan nilai-nilai luhur yang akan selalu terpatri dalam ingatan.
Baharuddin-Syafrizal H. OK Arya, Ustadz Al Asar, dan seluruh tokoh yang hadir, meninggalkan jejak yang tak lekang oleh waktu di hati keluarga Syafri Habni, dan di hati masyarakat Batubara. ****Zn