Zulnas.com, Labuhanbatu – Gabungan massa buruh dari Serikat Perkebunan dan Kehutanan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPPK.FSPMI) Labuhanbatu, dipastikan akan menggelar aksi unjuk rasa damai, Rabu (9/4/2025) besok.
Aksi ini rencananya akan melibatkan ribuan buruh dari tiga kabupaten: Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan.
Dalam surat resmi bernomor 432/PC.SPPK.FSPMI/LBIV/2025 yang ditujukan kepada Kapolres Labuhanbatu, disebutkan bahwa aksi ini bertujuan menyuarakan tujuh tuntutan utama yang dinilai krusial bagi kesejahteraan buruh di sektor perkebunan dan kehutanan.
Ketujuh tuntutan tersebut adalah:
Mencopot KUPT Wasnaker Provinsi Sumut Wilayah IV;
Menghentikan pemotongan bonus tahun 2024 di perusahaan Asian Agri Group;
Mengangkat pekerja BHL menjadi SKU di Asian Agri Group;
Menghentikan pelibatan istri dan anak buruh dalam pekerjaan (Gerdang);
Memeriksa perusahaan yang membayar upah di bawah standar;
Melanjutkan proses pemeriksaan laporan SPPK.FSPMI di Wasnaker Wilayah IV;
Memeriksa seluruh izin HGU dan Plasma perkebunan di wilayah Labuhanbatu Raya.
Ketua PC.SPPK.FSPMI Kabupaten Labuhanbatu, Wardin, menyampaikan bahwa titik kumpul massa akan dimulai dari halaman Masjid Asrama Haji, Rabu pagi pukul 09.00 WIB.
“Setelah berkumpul, massa akan bergerak ke Kantor Wasnaker Provinsi Sumut Wilayah IV di Jalan Kihajar Dewantara Sioldengan, lalu ke Simpang Enam Kota Rantauprapat, dilanjutkan ke Kantor Bupati Labuhanbatu, dan terakhir ke Kantor DPRD Kabupaten Labuhanbatu,” ungkap Wardin kepada media zulnas.com, Selasa (8/4/2025).
Aksi ini akan melibatkan sekitar 1.500 orang peserta, terdiri dari pengurus dan anggota SPPK.FSPMI dari tiga kabupaten. Mereka akan datang lengkap dengan perlengkapan aksi seperti mobil komando, sound system, toa, baliho, spanduk, poster, brosur, serta lebih dari 500 unit sepeda motor sebagai kendaraan pengangkut massa.
Menurut Wardin, aksi ini diharapkan menjadi momentum kuat untuk mendorong pemerintah dan perusahaan agar lebih memperhatikan hak dan kesejahteraan para pekerja.
“Kami akan tetap menjaga aksi ini berlangsung damai, namun tegas. Ini adalah suara buruh yang tak bisa terus diabaikan,” tegasnya. (Ceha).