Zulnas.com, Labuhanbatu — Ujung tahun sering kali dipahami sebagai ruang perayaan. Capaian dirangkum, kemenangan dipamerkan, dan harapan disusun dengan optimisme penuh. Namun tidak semua perjalanan berakhir dengan sorak sorai. Ada pula langkah yang sampai di garis akhir tanpa cerita keberhasilan yang gemilang.
Perjalanan setahun ini diwarnai kegagalan yang berulang. Upaya bangkit menjadi rutinitas, sementara keraguan menemani hampir setiap malam. Sebanyak 365 malam dilewati bukan dengan kepastian, melainkan dengan keberanian untuk tetap bertahan.
Tidak ada prestasi besar yang dapat dibanggakan, namun ada keteguhan yang terus dijaga agar langkah tidak berhenti. Di titik ini, tak ada hal yang perlu dirayakan secara berlebihan. Luka pun tak perlu diratapi terlalu lama. Segala yang terjadi menjadi bagian dari proses, bukan untuk disesali, melainkan dipahami.
Hidup, pada akhirnya, bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi tentang bagaimana seseorang tetap berjalan ketika keadaan tak sepenuhnya berpihak.
Tahun yang akan datang masih menyimpan tanda tanya. Nasib belum tentu lebih ramah, tantangan bisa saja datang dengan wajah yang sama. Namun keyakinan menjadi satu-satunya bekal yang masih digenggam. Dari keyakinan itulah mimpi-mimpi yang sempat runtuh akan dibangun kembali, pelan tapi pasti.
Melangkah tanpa sorak bukan berarti kalah. Kadang, itu justru menandakan keteguhan yang tak banyak disaksikan. Selama kepercayaan masih dijaga, perjalanan belum selesai. Langkah kecil yang konsisten kerap lebih bermakna daripada kemenangan yang datang tanpa perjuangan. (Ce Ha).












