Zulnas.com, Labuhanbatu — Dalam keluarga,kasih sayang sering di identifikasi dengan pelukan dan kehadiran fisik.sosok ibu pun kerap menjadi simbol cinta yang hangat dan terasa .Namun,ada bentuk cinta lain yang bekerja diam diam yaitu seorang “Ayah “
Ibu ibarat Selimut yang memberi kehangatan saat anak kedinginan, sementara ayah adalah rumah yang berdiri diluar.menahan angin, hujan bahkan badai agar seluruh isi di dalamnya tetap aman
Ironisnya,yang kerap dirasakan hanya hangatnya selimut bukan kokoh nya rumah yang menahan gangguan alam
Dalam perjalanan hidup anak anak sering mengingat siapa yang memangku dan memeluk saat jalan berguncang.
Jarang yang menyadari siapa yang berada didepan, menarik beban kehidupan,menjaga arah dan memastikan perjalanan tetap berjalan meski tubuh lelah dan napas terengah
Cinta ayah jarang terucap, ia hadir dalam kerja libur ,dalam keringat yang jatuh setiap hari,dan dalan penghasilan yang lebih banyak habis untuk keluarga dari pada untuk diri nya sendiri .
Ayah tidak banyak mengeluh , bukan karena tak lelah,melainkan karena ia memilih bertahan, ironisnya,saat usia menua dan tenaga melemah,masih ada ayah yang dianggap tidak peduli dan tidak hadir
Padahal ia tidak pernah pergi diam hanya mencintai dengan cara yang sunyi Cinta ayah memang tidak selalu terasa lembut tetapi ia paling berat menopang kehidupan
Ayah dan Cinta yang tak banyak bicara ,dalam keluarga ibu sering menjadi sosok yang paling dekat dengan anak.Ia memeluk, menenangkan dah hadir disetiap keluh,namun dibalik itu ,ada ayah yang berdiri lebih jauh bukan karena tak peduli melainkan karena ia sedang menahan beban
Ayah adalah rumah yang menahan hujan dan panas,sementara ibu adakah kehangatan didalamnya. Anak anak merasakan pelukan ibu,tetapi sering lupa pada ayah yang bekerja tanpa henti agar pelukan itu bisa terus ada
Setiap hari ayah menarik ” kendaraan kehidupan”ke depan.ia menahan arah,beban dan lelah.Keringatnya jarang dihitung sebagai cinta ,padahal disanalah kasih sayang tersimpan.
Banyak orang baru memahami setelah dewasa saat mereka sendiri harus menjadi penopang keluarga ,Saat itulah disadari,bahwa cinta ayah bukan cinta yang manis tapi cinta yang kuat.
Ayah tidak pernah pergi,ia hanya memilih mencintai dalam diam
Ketika kita terlalu sibuk memuji ibu dan melupakan ayah kita tumbuh dengan keyakinan bahwa ibu adalah segalanya ,ia yang paling baik,sabar dan peduli.
Keyakinan itu tidak salah tetapi menjadi keliru ketika membuat kita melupakan ayah, Ibu memberi kehangatan yang terasa.Ayah memberi perlindungan yang sering tak disadari .ibu memeluk ketika kita menangis.Ayah memastikan ada rumah,makanan dan masa depan untuk ditangisi dan di tertawakan
Cinta ayah tidak hadir dalam kate kata ,tetapi dalam kerja tanpa jeda, Dalam uang yang jarang ia nikmati sendiri.Dalam tubuh yang perlahan menua demi keluarga
Barangkali kebohongan terbesar yang kita warisi adakah kalimat ” HANYA IBU YANG PALING BAIK” padahal tanpa seorang ayah yang bekerja mati matian ,kehidupan tidak berjalan sejauh ini. Sudah waktunya kita belajar melihat cinta ayah sebelum ” PENYESALAN DATANG TERLAMBAT” . (Ce-Ha)












