Zulnas.com, Batubara — Pilkada Batubara yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang menjadi salah satu perhelatan politik yang menarik perhatian banyak pihak.
Tiga pasangan calon (paslon) akan bersaing memperebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Batubara, masing-masing dengan strategi, kelebihan, serta tantangan yang berbeda.
Pasangan Zahir-Aslam, Baharuddin Siagian-Syafrizal, dan Darwis-Oky Iqbal Frima hadir membawa agenda dan kekuatan politik masing-masing, menjadikan persaingan ini semakin dinamis dan sulit diprediksi.
- Zahir-Aslam (Nomor Urut 3):
Rezim Petahana dalam Bayang-Bayang Kasus Korupsi
Zahir, mantan Bupati Batubara yang kini mencalonkan diri kembali untuk periode kedua, hadir dengan narasi kelanjutan pembangunan yang telah ia mulai pada periode sebelumnya.
Dalam pemerintahannya, Zahir berhasil merealisasikan sejumlah proyek infrastruktur, termasuk pembangunan kantor Bupati Batubara yang definitif.
Dengan dukungan Partai PDI Perjuangan, Hanura, Partai Umat, dan Partai Gelora, Zahir menggandeng Aslam sebagai calon Wakil Bupati dalam upayanya merebut kembali kursi kekuasaan.
Namun, di balik pencapaiannya, Zahir tak luput dari sorotan terkait kasus dugaan korupsi dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Batubara Tahun 2023.
Meski status hukum kasusnya sedang ditangguhkan karena proses pencalonannya, isu ini tetap menjadi duri dalam daging bagi pasangan ini.
Lawan politiknya tentu akan memanfaatkan situasi ini untuk melemahkan elektabilitas Zahir di mata pemilih.
Namun, dengan slogan “Lanjutkan 2 Periode”, pasangan ini tetap yakin bahwa keberlanjutan program pembangunan akan menjadi daya tarik utama bagi pemilih.
Zahir juga harus menghadapi tantangan internal berupa persepsi negatif akibat skandal korupsi, yang bisa merusak citra dirinya sebagai pemimpin yang bersih.
Meskipun ia berhasil membawa sejumlah perubahan selama memimpin, pertaruhan ini akan sangat menentukan nasib politiknya di Batubara.
- Baharuddin Siagian-Syafrizal (Nomor Urut 2)
Kekuatan Koalisi Gemuk dan Visi “Batubara Berkah Bahagia”
Pasangan nomor urut 2 ini hadir dengan dukungan koalisi politik yang sangat kuat, diusung oleh sembilan partai besar seperti Gerindra, Golkar, PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, Perindo, dan Partai Buruh.
Dengan jumlah dukungan politik yang masif, hingga mencapai 24 kursi Dewan, Baharuddin dan Syafrizal siap bertarung dengan kekuatan penuh.
Baharuddin, yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara, membawa pengalaman dalam pemerintahan, khususnya dalam hal pemberdayaan pemuda. Sebagai Ketua Harian PON Nasional, ia juga mendapat pengakuan luas dalam penyelenggaraan PON XXI yang sukses di Sumut dan Aceh.
Syafrizal, sebagai pasangan Baharuddin, bukanlah sosok yang asing di panggung politik Batubara.
Dengan posisinya sebagai Wakil Ketua DPRD Batubara sekaligus Ketua Partai Gerindra di tingkat kabupaten, ia membawa pengaruh yang besar di parlemen lokal.
Sinergi antara Baharuddin yang kuat di tingkat provinsi dan Syafrizal yang berakar kuat di Batubara menjadikan pasangan ini sebagai ancaman serius bagi calon lain.
Slogan “Batubara Berkah Bahagia” yang diusung pasangan ini mencerminkan visi mereka untuk membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat Batubara.
Mereka menawarkan alternatif yang segar, dengan janji perbaikan di berbagai sektor, termasuk pelayanan publik dan pengembangan ekonomi.
Tantangan terbesar mereka mungkin adalah bagaimana memaksimalkan kepercayaan pemilih yang sudah lelah dengan berbagai isu politik lokal, termasuk skandal korupsi yang menggerogoti citra pemerintah.
- Darwis-Oky Iqbal Frima (Nomor Urut 1):
Rival Lama dengan Aliansi Strategis
Darwis, rival lama Zahir dari Pilkada 2018, kembali bertarung kali ini dengan menggandeng Oky Iqbal Frima, mantan Wakil Bupati Zahir di periode sebelumnya.
Pasangan ini diusung oleh Partai Nasdem dan Partai Demokrat, dua kekuatan politik yang cukup solid di daerah tersebut.
Darwis, yang kini meninggalkan kursinya di DPRD Sumut demi maju dalam Pilkada, punya basis suara yang kuat di wilayah pesisir Batubara, yang selama ini menjadi kantong suara utamanya.
Menariknya, Oky Iqbal Frima yang sebelumnya merupakan mitra Zahir kini memilih berpindah haluan.
Perpaduan antara Darwis dan Oky dapat dilihat sebagai strategi untuk meraih dukungan lebih luas, terutama dari pemilih yang sebelumnya mendukung Zahir namun kini merasa kecewa.
Slogan “Batubara Amanah Sejahtera” yang mereka usung menekankan komitmen mereka untuk memimpin dengan integritas dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Darwis, meski kalah pada Pilkada 2018, tampaknya belajar dari kekalahan tersebut dan kini hadir dengan kekuatan politik yang lebih matang.
Pengalaman di pemerintahan semasa menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Batubara dan pernah menjabat sebagai Sekda Batubara juga memberinya perspektif yang lebih luas dalam mengelola pemerintahan daerah.
Pasangan ini memiliki potensi kuat untuk memenangkan hati pemilih yang menginginkan perubahan setelah lima tahun pemerintahan Zahir.
Prediksi dan Tantangan Politik
Pilkada Batubara 2024 akan menjadi ajang yang sangat kompetitif dengan tiga paslon yang semuanya memiliki kekuatan politik masing-masing.
Zahir, meski sedang terbelit kasus hukum, tetap memiliki keuntungan sebagai petahana dengan rekam jejak program pembangunan.
Baharuddin dengan dukungan koalisi gemuk menghadirkan kekuatan baru yang bisa menggoyang dominasi politik Zahir, sementara Darwis yang merupakan rival lama Zahir, siap bangkit dengan aliansi strategis bersama Oky Iqbal Frima.
Isu korupsi, kepuasan masyarakat terhadap program-program sebelumnya, dan kemampuan masing-masing pasangan dalam memanfaatkan jaringan politik dan basis suara mereka akan sangat menentukan hasil akhir.
Di tengah ketidakpastian ini, para pemilih Batubara dihadapkan pada pilihan sulit: melanjutkan rezim yang sudah ada, atau memberi kesempatan kepada sosok baru dengan harapan perubahan.
Siapapun yang menang, hasil Pilkada ini akan membawa dampak besar bagi Batubara dalam beberapa tahun ke depan. ****Zn