Zulnas.com, Batubara — Sepintas judul itu terlihat semacam provokasi, tetapi, sesungguhnya, kalau ditela’ah lebih seksama, justru judul itulah yang mendorong pemerintah daerah agar mampu mewujudkan niatan yang baik untuk kebesaran hati, terkhusus pemerintah Batubara, dibawah tangan dingin Pj. Bupati Nizhamul ini.
Pj. Bupati Btubara Nizhamul belakangan ini sering berkunjung ke Istana Niat Lima Laras. Kunjungan pertama, dirinya melihat kondisi gedung istana, kemudian berjalan-berjalan melihat kondisinya yang kian rusak parah, dan beliaupun berniat ingin memugarkan gedung istana yang bersejarah tersebut.
Kinjungan kedua, sehabis makan siang di RM Kawan Kito, Nizhamul kembali ke Gedung Istana Niat Lima Laras, untuk berdialog dengan ahli waris, sambil bercerita tentang gedung bersejarah.
Kunjungan Pj Nizhamul tersebut sontak mengingatkan saya kepada dua Bupati Batubara yang dulu punya niatan yang sama. Mereka bahkan sempat bernegosiasi ingin mengambil alih gedung istana, tapi kandas karena tidak mampu bernegosiasi dengan ahli waris yang tak lain mungkin soal angka-angka.
Ya, soal angka-angka. Kenapa? Itulah yang teringat saya saat kemarin dua pejabat Bupati Defenitif tidak mampu memberikan keyakinan kepada pihak ahli waris, sehingga niat untuk memugar gedung istana Niat Lima Laras tak jadi dipugar.
Dalam kinteks ini, menurut hemat saya bukannya ganti rugi gedung istana itu dibayar kepada ahli waris, bukan pula dana APBD Batubara yang ingin menggantirugikan uang kepada ahli waris, tetapi, ada semacam ‘Win-win solution’ yang bisa dijadikan komitmen kemudian ‘merangsang’ pihak ahli waris merelakan gedung bersejarah itu dikelola oleh pemerinatah Batubara.
Baca : Memprihatinkan, Pj Bupati Batubara Kunjungi Bangunan Istana Lima Laras
Jujur, bahwa gedung bersejarah itu adalah salah satu Ikon Kabupaten Batubara. Ikon itu pulalah yang menjadi saksi bisu, bahwa pernah ada pertapakan sejarah didaerah itu, yang ceritanya dari tahun ketahun terus digaungkan sebagai salah satu muatan lokal pada mata pelajaran sejarah di daerah setempat.
Seperti halnya Istana Maimon. Diketahui pula bahwa pengelolaan istana maimun yang mungkin selama ini kita pikir oleh pemerintah, namun ternyata dikelola oleh yayasan yang bernama Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid.
Baca : Ini Benda- Benda Yang Dipamerkan di Pagelaran Istana Lima Laras
Saya ingin sampaikan bahwa pemerintahan kota medan hanya bisa mendorong agar Istana Maimun dapat dikelola dengan baik sebagai salah satu etalase budaya di Kota Medan.
Lantas, bagaimana dengan Gedung Istana Niat Lima Laras? Inilah yang menjadi dinamika. Harus ada semacam format yang menjadi acuan sehingga pelepasan pengelolaan dan pemugaran itu tidak melanggar regulasi dan pihak ahli waris dapat dijadikan pengelola untuk meningkatkan berbagai aspek, baik ekonomi, budaya, pariwisata dan seterusnya.
Dari periode ke periode hal sama juga terjadi. Niat yang tulus tak dinapikan untuk perubahan dan pemugaran istana, tetapi tak pernah terwujud pula. Mungkin ada yang salah dalam merespon keinginan itu, mungkin pula ada regulasi yang tak bisa dijalankan sehingga niat itu tak dapat terwujud.
Baca : Bertanjak Batubara di Istana Megah Niat Lima Laras
Baca : Zahir Pelajari Regulasi Peralihan Istana Lima Laras ke Daerah
Jangan pula salah paham dengan penulis. Saya hanya ingin memberikan dorongan penuh kepada pemerintah daerah, agar rencana pemugaran dan pengelolaan gedung bersejarah itu bisa twrwujud, walaupun ditangan Pj Bupati Batubara Nizhamul yang hanya setahum menjabat didaerah ini.
Sebagaimana diketahui, Istana Niat Lima Laras menurut sejarah mulai dibangun sejak 1907 dan selesai 1912. Memiliki 4 lantai, memiliki tangga yang memutar, memiliki 28 pintu dan 66 jendela dan dihalaman depan terdapat 2 meriam.
Gedung bersejarah tersebut, pernah beberapa tahun terakhir mendapat anggaran untuk perehaban, mulai dari masa kepemimpinan Bupati OK Arya Zulkarnain hingga kepemimpinan Bupati Zahir- Oky. ****Zn