Dewan Pakar PJS Sebut Jurnalis Mampu Sebagai kontra-intelijen dalam Politik Indonesia

zulnas
zulnas

Zulnas.com, Jakarta — Ketua Dewan Pakar DPP PJS Troy Pormalingo mengungkapkan Jurnalis punya momentum politik pada Pilpres 2024. Dengan mengambil momentum itu, Jurnalis mampu merobah situasi politik untuk memframing masa depan bangsa indonesia.

Hal tersebut disampaikan Troy Pormalingo saat menjadi pembicara Rakernas PJS di Convention Hall Grand Palace Kemayoran Jakarta Pusat, Sabtu (28/10/2023) malam.

Troy menyebut, framing yang dimaksud dilakukan untuk mendefinisikan masalah sesuai dengan pandangan wartawan.

Wartawan juga dapat memilih berita apa yang ingin ia sampaikan kepada khalayak. Maksudnya ialah wartawan dapat melakukan penonjolan tertentu pada sebuah peristiwa sesuai sudut pandang yang ingin ia sampaikan.

Kemudian, Troy mengaku dunia Jurnalistik tak asing baginya karena sudah lama menggelutinya, dan sampai hari ini, dirinya kadang-kadang masih membuat tulisan tanpa nama dan menyebarnya kemedia-media asing.

Kadang, kata dia, sebagai jurnalis itu selalu hanya menjadi saluran informasi, padahal jurnalis itu bisa memporak- porandakan situasi politik karena jurnalis bisa mempreming momentum, Itu yang kadang-kadang teman-teman di PJS lupa. Sebutnya.

Baca : Rakernas PJS, Anton Charlian Ajak Jurnalis Ciptakan Liputan Tranding Topik

“Wartawan, kadang-kadang banyak yang hanya sebagai pengikut atau hanya menjadi saluran informasi saja, padahal, jauh lebih dari itu, wartawan mampu mengubah keadaan dengan kemampuan nalarnya,” tegas Troy.

Zamannya, kata Troy, dirinya tidak pernah ikut-ikut konten berita dari yang kebanyakan. Troy lebih suka mencari satu sisi dari berita, untuk memberikan informasi yang menarik bagi pembaca, apalagi dengan perkembangan teknologi sekarang ini.

“Saya ingat, kemarin, media kompas itu pernah menjadi salah satu media besar ke 5 didunia. Tulisannya sederhana, enak dibaca, namun karena editornya handal, Kompas mampu menjadi trending topik di dunia,” ujarnya menjelaskan.

“Nah yang kurang dikita saat ini. Terutama bagi media-media online yang tulisannya kadang sakit kepala membacanya,”.

“Jadi teman-teman di PJS ini bisa menjadi media yang punya network yang besar kalau PJS diisi oleh orang-orang yang cerdas,” bilangnya.

Baca : Rakernas PJS Lahirkan Mindset Hebat di Dunia Jurnalis Indonesia

“Caranya bagaimana? Saya pernah baca koran pertama dari jerman, saya lupa namanya, nah tulisan itu menjadi referensi Jurnalis tua,”.

Dalam aspek politik, misalnya, Dia mencontohkan, calon kandidat Pilpres 2024 dibedakan dengan distuasi yang saat ini melahirkan dua isu yang sangat menegangkan, pertama isu Oligarki dan kedua Demokrasi.

“Dari Dua hal itu, coba teman-teman diskusikan konten apa yang mampu menarik publik dari sisi politik,” Nah, Bagaimana jurnalis PJS bisa main disitu sebagai pilar demokrasi di Indonesia.

“Saat ini, Tanpa sadar, kita telah di kotak-kotakkan dari dua hal itu, desain berita itu bisa menggiring opini. Itu makanya, konsultan hebat itu lahir dari kaum jurnalis, makanya kita bangga menjadi wartawan,” ujarnya.

Nah, PJS ini harus berperan kearah itu, jangan kalah dengan media-media mainstream. Membuat media mainstream itu sangat gampang, disisi tehnologi bisa di inject dengan segala macam hal. Dan itu semua tergantung ditangan kita.

“Makanya, PJS itu harus cari modul agar bagaimana berita itu bisa lebih menarik. Karena, Dunia wartwan itu kerjanya sama seperti kontra intiligen. Bisa menggiring opini dan mengkotak- kotakkan pembaca,” tandasnya. ***zn

Share this Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *