Zulnas.com, Batubara — Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Batubara Riyadi mengaku akan terus memaksimalkan program bantuan sosial yang disalurkan kepada masyarakat miskin didaerah setempat.
Dengan menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah (STIT) Batubara, Dinsos tahun 2022 ini akan kembali menggelar pendataan kepada masyarakat yang benar-benar miskin di Batubara.
“Kita sudah kerjasama dengan STIT Batubara. Tinggal tandatangan kontrak saja, merekalah yang kemudian nanti mendata keluarga miskin agar jangan ada yang tak dapat bantuan sosial di Batubara,” ujar Riyadi kepada zulnas.com, diruang kerjanya, Senin (4/7/2022).
Kemudian, Riyadi menyebutkan, MoU kontrak kerjasama pihak Dinas Sosial Kabupaten Batubara dengan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah itu akan menyepakati beberapa poin penting bidang pendataan kelompok masyarakat yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Batubara.
Poin-poin kerjasama tersebut, akan dituangkan dalam kontrak kerjasama, sehingga Dinsos Batubara akan mendapatkan data yang palid dari 36 ribu data Penerima Bansos BPNT yang selama ini menjadi sasaran bansos dari program Kemensos tersebut.
“Target yang akan didata itu sebenarnya 36 ribu penerima BPNT, tapi karena anggaran kita terbatas, jadi nanti pendataan itu akan dititik beratkan pada kelompok miskin dan rentan miskin,” tuturnya.
Untuk mensukseskan pendataan itu, Riyadi mengaku sudah menyiapkan anggaran APBD Batubara tahun 2022 ini. Dengan anggaran tersebut diharapkan pemerintah daerah dapat mempunyai data yang sudah terpalidasi.
Selanjutnya, Riyadi mengklasifikasikan ada tiga kategori miskin di Batubara. Yang pertama, katanya adalah fakir miskin, miskin dan rentan miskin. Tiga kategori tersebut lah yang kemudian menjadi titik tolak sasaran Pemerintah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.
“Beda dari tiga kategori itu adalah, kalau parkir miskin kaum duafa, yang miskin itu diatasnya fakir sedikit, yang rentan miskin itu orang yang baru kawin berkeluarga yang belum punya tempat tinggal, inikan yang rentan miskin,” kata Riyadi melogikakannya. ***