Zulnas.com, Batubara — Di sebuah pagi yang cerah di Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara, suasana di RSUD H OK Arya Zulkarnain tampak lebih sibuk dari biasanya. Di salah satu ruang direktur, dr. Wahyu tengah duduk berbincang dengan seorang wartawan.
Wajahnya memancarkan semangat, menggambarkan tekad untuk menjadikan rumah sakit ini sebagai pusat kesehatan utama di Batubara.
“Kami tidak hanya berbicara soal pelayanan kesehatan, tapi juga soal harapan,” katanya. “Harapan agar semua masyarakat Batubara, dari berbagai lapisan, bisa merasakan layanan kesehatan yang layak tanpa terkendala biaya.”
Komitmen itu bukan sekadar kata-kata. RSUD H OK Arya Zulkarnain tengah menjalani transformasi besar-besaran. Fasilitas rumah sakit terus ditingkatkan, dari infrastruktur hingga pengadaan alat medis mutakhir.
Tidak lama lagi, alat-alat canggih seperti CT-Scan 64 Slice, Echokardiografi, dan Monografi akan tersedia, mendukung Program Kanker Jantung Stroke dan Uronefro (KSJU) dari Kementerian Kesehatan.
“Bayangkan, pasien jantung atau stroke tak perlu lagi dirujuk jauh-jauh ke kota besar. Mereka bisa mendapatkan penanganan di sini, di rumah sakit kita sendiri,” tambah dr. Wahyu dengan mata berbinar.
Namun, jalan menuju perbaikan tidak selalu mulus. Sejak Maret 2024, RSUD kehilangan dokter spesialis syaraf, karena sang dokter dalam kondisi sakit, inilah yang menjadi salah satu tantangan besar. Meski begitu, pihak rumah sakit tidak menyerah.
Kita akan upayakan dapat tenaga medis spesialis yang memeng bener-bener kita harapkan untuk dapat menjadi aset kita di Batubara. Ucapnya.
Upaya pencarian tenaga medis baru terus dilakukan, termasuk spesialis jantung dan syaraf. Harapan mereka, semua layanan yang sempat terhenti dapat kembali berjalan optimal.
Dalam percakapan itu, dr. Wahyu juga menyinggung tentang integrasi layanan dengan BPJS, sebuah langkah penting untuk memastikan akses kesehatan yang merata.
Program ini sejalan dengan visi Bupati Batubara terpilih, Baharuddin Siagian, yang ingin menjadikan layanan BPJS sebagai tulang punggung sistem kesehatan di daerah ini.
“Kami ingin memastikan, siapa pun yang datang ke sini akan mendapatkan pelayanan terbaik, tanpa khawatir soal biaya,” katanya dengan penuh keyakinan.
Selain meningkatkan pelayanan, RSUD juga gencar melakukan promosi. Mereka ingin membangun kepercayaan masyarakat, menjadikan rumah sakit ini pilihan utama bagi warga Batubara.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami butuh dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat. Bersama-sama, kita bisa mewujudkan rumah sakit ini menjadi kebanggaan kita semua,” tutup dr. Wahyu.
Hari itu, semangat baru tampak menyelimuti RSUD H OK Arya Zulkarnain. Bukan sekadar fasilitas yang diperbaiki, tetapi juga kepercayaan dan harapan masyarakat Batubara yang terus tumbuh.
Sebuah visi besar sedang dirajut—visi untuk kesehatan yang lebih baik, merata, dan berkualitas. Dan di balik semuanya, ada dedikasi dari mereka yang percaya bahwa kesehatan adalah hak setiap orang. ****Zn
