Batubara,zulnas.com – Hubungan antar manusia memang rumit. Meski terkadang berjalan mulus, tapi tak jarang pula dibikin kesal karenanya. Masalahnya, terkadang niatan untuk mengutarakan kekesalan secara blak-blakan, eh mala terkesan memperburuk keadaan.
Status yang dimunculkan Wakil Bupati Batubara Oky Iqbal Frima beberapa waktu lalu yang bersifat kritis halus itu memunculkan banyak tanggapan dari pihak netizen. Mulai dari hal yang bersifat positif, negatif bahkan terkadang ada juga yang provokatif.
Jika menakar sikap kritis dari status itu, Oky adalah salah satu pejabat daerah atau pejabat negara. Selain dia berkedudukan sebagai wakil Bupati Batubara, Oky Iqbal Frima dia juga salah satu kader terbaik partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kabupaten Batubara.
Secara politis, Oky tentu punya kepentingan soal pemilihan presiden sebagai kader Gerindra, begitu juga dengan konstituenya. Namun, sebaliknya, sebagai pejabat daerah Oky sadar semua perbuatan dan sikapnya telah diatur dalam regulasi dan undang-undang.
Kembali ke status Oky, jika melihat dalam kamus bahasa Indonesia, sindiran halus yang dialamatkan Oky Iqbal Frima itu diibaratkan Bak Menarik Rambut Dalam Tepung.
Baca Juga : Bak Seperti Menarik Rambut Dalam Tepung, Wabup Oky Sindir Halus Kades Yang Terlibat Dukung
Di satu sisi, ia tidak melakukan hujatan yang bersifat negatif kepada para kepala desa yang menghimpun dukungan itu, ia malah mengembalikan kepada masyarakat, apakah model kepemimpinan kades seperti itu layak tidak layak untuk dipilih kembali, semuanya tergantung kepada penilaian masyarakat yang punya hak untuk menentukan pilihannya.
Mengutip filosofi seorang tukang parkir, walupun punya banyak mobil, dia tidak pernah sombong karena dia tau, semuanya itu hanyalah titipan. Kapan saja, dimana aja, mobil itu akan diambil oleh pemiliknya. Begitu juga dengan Harta, jabatan dan tahta tidak serta merta kekal, amanah itu akan datang dan pergi sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Kembali ke status Oky. Sikap kritis halus yang dialamatkan Oky didunia media sosial nampaknya tidak saja berlalu begitu saja bagaikan air laut pasang surut. Eks, kalimat demi kalimat yang ia utarakan itu malah memunculkan sejumlah opini yang terus berkembang di dunia jagat maya, medsos.
Sebagai politikus Gerindra, Oky nampaknya menunjukkan sikapnya soal dukung mendukung persoalan pilpres 2019, di sisi lain, Oky juga paham, bahwa kedudukannya sebagai wakil dan pelayanan Publik, ia tidak serta merta menggunakan kekuasaannya untuk memanfaatkan situasi.
Hal yang tersirat atas sikap sejumlah kepala desa yang notabene pejabat daerah, tentu telah diatur dalam regulasi dan perundangan. Dengan jabatan yang melekat, meraka tidak bisa serta merta menyampaikan dukungan apalagi dengan menggunakan atribut setempel desa sebagai bentuk keseriusan dukungan.
Dalam konteks itu, Oky tidak membahas sejauh itu tentang pemetaan politik praktis kepala desa, ia hanya menyampaikan hasrat tentang persoalan dukungan praktis kepala desa tak lebih hanya sebatas moral yang kemudain ia beranggapan masyarakat agar memilih dan memilah calon pemimpin kedepan dapat lebih selektif. ****Zn
