Jasmi Sebut Batubara Kekurangan Sosok Pemimpin. Ini Alasanya!

zulnas
zulnas

Zulnas.com, Batubara — Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati Batubara 2024, masyarakat Kabupaten Batubara dihadapkan pada tantangan serius, yaitu kekurangan tokoh-tokoh potensial yang siap bersaing dalam kontestasi politik lokal.

Hal tersebut disampaikan ketua PC ISNU Kabupaten Batubara Jasmi Assayuti melalui pesan WhatsApp kepada zulnas.com, Minggu (2/6/24).

Jasmi menyatakan bahwa kondisi ini mengkhawatirkan bagi perkembangan demokrasi dan stabilitas pemerintahan di daerah tersebut. ujarnya.

Dia berpendapat, ada beberapa faktor yang mendasari kekurangan tokoh dalam Pilkada Batubara. Salah satunya adalah karena rendahnya regenerasi kepemimpinan lokal yang mampu bersaing di panggung politik.

“Kita melihat ada stagnasi dalam pembentukan kader-kader politik baru yang berkualitas. Banyak tokoh senior yang enggan memberikan ruang kepada generasi muda, sehingga aliran ide dan inovasi politik terhambat,” ungkapnya.

Selain itu, Jasmi juga menyoroti masalah minimnya pendidikan politik di kalangan masyarakat Batubara. Pendidikan politik yang rendah menyebabkan masyarakat kurang mengenal dan mendorong munculnya pemimpin-pemimpin baru yang berintegritas dan kompeten.

“Pendidikan politik sangat penting untuk menciptakan pemilih yang cerdas dan kritis, sekaligus mendorong generasi muda untuk berani tampil dan berkontribusi dalam politik lokal,” tambahnya.

Dari perspektif akademisi, isu ini bisa dikaji melalui beberapa pendekatan. Pertama, pendekatan struktural yang melihat bagaimana sistem politik dan sosial di Batubara memungkinkan atau menghambat munculnya tokoh-tokoh baru.

Kedua, pendekatan kultural yang mengkaji budaya politik masyarakat setempat yang mungkin tidak mendukung perubahan dan inovasi.

Terakhir, pendekatan institusional yang meneliti peran partai politik, organisasi masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam membentuk dan mendukung calon-calon pemimpin lokal.

Secara politik lokal, kekurangan tokoh di Batubara ini dapat berdampak negatif pada kualitas pemerintahan di Batubara. Pemimpin yang terpilih tanpa kompetisi yang sehat cenderung kurang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

“Kita butuh kompetisi yang sehat untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih adalah yang terbaik dan paling mampu membawa perubahan positif bagi Batubara,” kata mantan ketua IPNU Batu Bara ini.

Untuk mengatasi masalah ini, PC ISNU Batubara menyarankan beberapa langkah strategis. Pertama, peningkatan pendidikan politik melalui seminar, diskusi publik, dan program-program sosialisasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Kedua, partai politik perlu membuka ruang lebih besar bagi generasi muda dan memberikan pelatihan serta dukungan bagi kader-kader baru.

Ketiga, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga pendidikan untuk menciptakan program pengembangan kepemimpinan yang berkelanjutan.

ISNU juga mengajak masyarakat Batubara untuk lebih proaktif dalam mendukung calon-calon pemimpin yang berkualitas.

“Masyarakat harus berani menyuarakan aspirasi mereka dan memberikan dukungan kepada calon-calon pemimpin yang memiliki visi, integritas, dan kemampuan untuk membawa Batu Bara ke arah yang lebih baik,” tutupnya.

Dengan situasi ini, Pilkada Bupati Batubara 2024 bukan hanya sekedar ajang pemilihan, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi semua pihak untuk memperbaiki dan memperkuat demokrasi lokal.

Masyarakat, partai politik, dan akademisi perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa Batubara tidak kehabisan tokoh-tokoh berkualitas yang siap memimpin dan membawa perubahan untuk kampung halamannya. (Zul)

Share this Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *