Zulnas.com, Batubara — Wakil Ketua DPRD Batubara Ismar Khomri memaparkan mekanisme perubahan lambang daerah itu adalah salah satu tugas dan kewenangan pihak legislatif setempat. Jika pemerintah ingin merubah lambang atau logo, Pemerintah daerah harus mengajukan kepihak legislatif untuk dibahas bersama.
“Saya pikir, Pemkab Batubara Keliru, dan sangat lucu jika Pemkab ingin merubah logo lewat Sayembara,” kata Ismar Khomri kepada zulnas.com, melalui via telpon selulernya, Rabu (12/1/2022).
Ketua DPD Partai Golkar Batubara itu menjelaskan, bahwa mekanisme revisi Perda Nomer 55 Tahun 2009 itu sampai hari ini belum diajukan Pemkab Batubara untuk direvisi dan dibahas secara bersama.
“Maunya Pemkab ajukan dulu nota revisinya? Apa urgensinya? Apa latar belakang dan dasar pemikirannya? Baru kemudian dibuat lomba Sayembaranya?, Jadi inikan terbalik,” tegas Palitikus Partai Golkar Batubara itu.
Dengan membuat lomba Sayembara untuk melakukan perubahan logo dan lambang daerah Batubara, menurut Ismar Pemkab telah mendiskriminasi tugas-tugas dewan dalam menjalankan kewenangannya. Apalagi perubah itu tidak dilandasi dengan argumentasi yang kongkrit, bukan keinginan politik. Katanya.
“Jangan buat sayembara jika nota revisinya belum diajukan. Mana Nota akademiknya? Inikan soal mekanisme, dan kewenangan,” tegasnya.
Baca :Â Perubahan Lambang Daerah, Pemkab Batubara Gelar Sayembara
Perda 55 Tahun 2009 tentang Lambang Daerah itu sudah punya legalitas hukum. Jadi untuk merubah perda itu, juga harus lewat mekanisme yang di atur oleh regulasi, jangan ujuk-ujuk minta Robah, tapi tak punya dasar hukumnya.
Sejauh ini, Ismar mengakui banyak pertanyaan dari masyarakat tentang rencana perubahan labang daerah Batubatu. Sebagai anggota legislatif yang punya kewenangan tentang tata kelola pemerintahan ia mengaku terkejut, dan hanya bercerita tentang tugas-tugas dan kewenangan dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan sejarah, Ismar mengaku punya histori tentang logo dan lambang daerah Batubara. Sebagai ketua Gemkara Desa Perupuk Ia mengaku merasa tersinggung dengan sikap pemerintah daerah yang berani merubah lambang daerah Batubara yang telah disepakati oleh para pejuang Batubara.
“Ia mengingatkan Bupati Batubara Zahir jangan coba main-main di Batubara, ini daerah pejuang yang direbutkan berdasarkan darah dan air mata, bukan seenaknya saja. Ingat itu,” katanya.
Zahir harus ingat, bahwa Batubatu direbutkan oleh tokoh-tokoh pejuang pemekaran Batubara. Oleh karena itu, ia kembali mengingatkan untuk mengundang para tokoh-tokoh jika ingin Batubara tetap kondusif didaerah setempat. ****zulnas