Zulnas.com, Batubara — Hujan tipis menyambut malam di Desa Mekar Laras, Kecamatan Nibung Hangus. Setelah ba’dah sholat Isya, rumah sederhana Umri berubah menjadi saksi pertemuan penuh makna.
Di antara kilatan lampu kamera dan bisikan suara warga, Baharuddin hadir, membawa visi baru untuk Batubara. Senyum teduh Baharuddin, calon pemimpin yang dikenal bersahaja, menyambut hangat kelompok pengajian tasawuf Naqsabandiyah yang hadir malam itu.
“Jika pandai mengelola, Batubara bisa kaya raya,” ucap Baharuddin dengan suara lembut namun penuh keyakinan. Kata-kata itu mengalun seperti doa, menyusup ke hati setiap orang yang mendengarkan. Batubara, dengan kekayaan alam yang terhampar dari pesisir hingga pelabuhan, punya potensi yang tak terbatas. Pelabuhan Kuala Tanjung, pintu gerbang perdagangan yang berhubungan dengan selat malaka yang menghubungkan Indonesia dengan dunia luar, adalah salah satu mutiara yang belum sepenuhnya digarap.
Baharuddin paham betul bahwa kekayaan alam ini hanya bisa berarti jika dikelola dengan bijak dan adil. Di depan para ulama dan jamaah, ia berbicara tentang mimpi yang tak sekadar melambung di angkasa, tapi membumi, menjejak nyata di tanah Batubara.
Dari tambak udang yang sudah lama terabaikan hingga perusahaan-perusahaan besar seperti PT Inalum dan Pelindo, Baharuddin menawarkan harapan—harapan bahwa setiap sumber daya ini bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan setiap anak manusia didaerah ini.
teks foto : Baharuddin Siagian saat menyampaikan kata sambutannnya kepada kelompok pengajian PPITTNI Batubara di Desa Mekar Laras Kecamatan Nibung Hangus
“Akan ada tambak-tambak udang yang kembali hidup,” katanya dengan mata berbinar. “Pemerintah akan membantu benih dan benur yang sehat, sehingga panen bisa menjadi sumber pendapatan bagi keluarga-keluarga nelayan. Kita hanya perlu bersatu, bekerja sama, membangun dari dasar.” ucapnya.
Hadir malam itu Buya Maulana, dewan guru M. Yusuf, dan para tokoh pengajian lainnya. Mereka mendengarkan dengan seksama, seolah-olah setiap kata yang diucapkan Baharuddin adalah jawaban atas doa yang mereka panjatkan selama ini.
“Kesehatan adalah hak semua orang,” ujar Baharuddin kemudian. Suaranya tegas, tetapi tetap tenang. “Kami tidak menawarkan janji kosong. Berobat gratis hanya dengan KTP, tanpa birokrasi berbelit. Kita akan bangun Puskesmas dengan fasilitas rawat inap di setiap kecamatan, memberikan rasa aman kepada setiap warga Batubara.”
Malam semakin larut, namun semangat tak surut. Baharuddin berbicara tentang pendidikan, tentang generasi muda Batubara yang harus dipersiapkan untuk menghadapi masa depan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi salah satu fokusnya, dengan harapan anak-anak Batubara bisa siap kerja dan bersaing di industri besar yang ada di wilayah mereka.
“Kita akan siapkan anak-anak kita dengan keterampilan yang sesuai kebutuhan industri. Tak ada lagi yang tertinggal,” ujarnya penuh semangat, mantan Kadispora Sumatera Utara ini paham benar bahwa masa depan ada di tangan generasi muda.
teks foto : Baharuddin Siagian saat menyampaikan kata sambutannnya kepada kelompok pengajian PPITTNI Batubara di Desa Mekar Laras Kecamatan Nibung Hangus
Namun Baharuddin tidak hanya bicara soal masa depan, ia juga menoleh ke mereka yang mungkin sering dilupakan: pekerja rentan, nelayan tradisional, pedagang asongan, bilal mayat, hingga penggali kubur. Mereka, yang sering berada di garis paling tipis dalam masyarakat, akan diberikan jaminan sosial, BPJS Kesehatan dan ketenagakerjaan.
“Kita semua adalah bagian dari masyarakat ini, dan tidak ada satu pun yang boleh tertinggal,” ujarnya penuh kepastian.
Di tengah suasana yang kian syahdu, Baharuddin mengakhiri dengan janji sederhana namun penuh makna. Ia berjanji akan membangun rumah ibadah persulukan bagi kelompok pengajian PPITTNI di Batubara, sebuah rumah bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Sang Khalik.
Malam itu, di bawah langit Batubara yang masih diguyur gerimis tipis, Baharuddin tidak hanya menawarkan sebuah visi. Ia menawarkan harapan—harapan akan masa depan yang lebih baik, yang sejahtera, dan yang adil bagi semua. Dan warga yang hadir, dengan mata penuh harapan, tahu bahwa sosok yang berdiri di hadapan mereka adalah seorang pemimpin bijaksana yang akan membawa perubahan dikamping itu.
Dalam kesederhanaannya, Baharuddin menanamkan keyakinan bahwa di tanah yang kaya ini, dengan persatuan dan tekad, semua impian bisa menjadi nyata. Semoga, alhamdulillah. ****Zn