Zulnas.com, Labuhanbatu — Ada cinta yang lahir tanpa pernah meminta untuk diwujudkan. Bukan karena takut, bukan pula karena kurang keberanian. Namun karena setiap kata yang ingin disampaikan selalu kalah oleh bayangan kehilangan-bayangan tentang kemungkinan ia pergi setelah tahu kebenaran yang selama ini disembunyikan.
Di sudut-sudut hari yang sunyi, ada satu hati yang diam-diam menunggu. Menunggu seseorang yang terus berjalan menjauh dengan langkah ringan, seakan tak pernah menyadari ada rasa yang menggantung di tepian senyumnya.
Mereka pernah bersama walau sebentar. Sejenak saja, tapi cukup untuk menjadikan waktu terasa lebih lembut. Ada canda yang menyimpan makna, ada tawa yang rasanya seperti doa yang terucap tanpa suara. Indah, sebagaimana lukisan alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Sempurna yakni sederhana, tapi tak pernah kehilangan pesonanya.
Namun hubungan itu tak pernah benar-benar menjadi pertemuan. Hanya dua bayangan yang saling mencari di antara ruang dan waktu, tetapi tak pernah tiba pada garis yang sama untuk saling menyentuh. Selalu ada yang datang terlalu cepat, atau pergi terlalu lambat. Selalu ada jarak yang tak sempat dijembatani.
Setiap hari, ada penantian yang tak ingin diakui. Menunggu pesan yang tak pernah pasti. Tersenyum pada notifikasi yang muncul, padahal itu bukan darinya. Rindu yang tumbuh perlahan, tetapi juga menyakitkan dalam diam.
Kisah ini bukan rumit karena kurangnya kejujuran. Justru sebaliknya keduanya terlalu jujur pada rasa takut mereka sendiri. Terlalu hati-hati menjaga hati masing-masing, sampai lupa bahwa beberapa kesempatan hanya datang sekali.
Maka ketika tahun 2025 menutup lembar terakhirnya, kisah itu pun dipilih untuk ikut ditutup. Bukan sebagai luka, melainkan sebagai pelajaran tentang betapa berharganya waktu dan keberanian. Bahwa rasa yang disimpan terlalu lama bisa berubah menjadi jarak yang tak terpulihkan.
Dan semoga, ketika udara baru tahun 2026 berhembus, ia membawa jalan yang lebih terang. Jalan tempat hati tidak lagi hanya menunggu dalam diam, tetapi berani melangkah untuk menemukan apa yang selama ini diinginkan.
Sebab cinta, pada akhirnya, tidak hanya tentang siapa yang membuat kita jatuh. Tetapi siapa yang kita pilih untuk perjuangkan. (CeHa).












