Ketika Rasa Tinggal di Antara Kata yang Tak Pernah Terucap

- Jurnalis

Minggu, 7 Desember 2025 - 00:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, Labuhanbatu — Ada cinta yang lahir tanpa pernah meminta untuk diwujudkan. Bukan karena takut, bukan pula karena kurang keberanian. Namun karena setiap kata yang ingin disampaikan selalu kalah oleh bayangan kehilangan-bayangan tentang kemungkinan ia pergi setelah tahu kebenaran yang selama ini disembunyikan.

Di sudut-sudut hari yang sunyi, ada satu hati yang diam-diam menunggu. Menunggu seseorang yang terus berjalan menjauh dengan langkah ringan, seakan tak pernah menyadari ada rasa yang menggantung di tepian senyumnya.

Mereka pernah bersama walau sebentar. Sejenak saja, tapi cukup untuk menjadikan waktu terasa lebih lembut. Ada canda yang menyimpan makna, ada tawa yang rasanya seperti doa yang terucap tanpa suara. Indah, sebagaimana lukisan alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Sempurna yakni sederhana, tapi tak pernah kehilangan pesonanya.

Baca Juga :  Sambut Tahun Baru Islam, Hj.Ellya Rosa Ajak Masyarakat Dzikir Bersama

Namun hubungan itu tak pernah benar-benar menjadi pertemuan. Hanya dua bayangan yang saling mencari di antara ruang dan waktu, tetapi tak pernah tiba pada garis yang sama untuk saling menyentuh. Selalu ada yang datang terlalu cepat, atau pergi terlalu lambat. Selalu ada jarak yang tak sempat dijembatani.

Setiap hari, ada penantian yang tak ingin diakui. Menunggu pesan yang tak pernah pasti. Tersenyum pada notifikasi yang muncul, padahal itu bukan darinya. Rindu yang tumbuh perlahan, tetapi juga menyakitkan dalam diam.

Kisah ini bukan rumit karena kurangnya kejujuran. Justru sebaliknya keduanya terlalu jujur pada rasa takut mereka sendiri. Terlalu hati-hati menjaga hati masing-masing, sampai lupa bahwa beberapa kesempatan hanya datang sekali.

Baca Juga :  Hari pertama Tour of Kemala Race 128 Km Sukses Digelar

Maka ketika tahun 2025 menutup lembar terakhirnya, kisah itu pun dipilih untuk ikut ditutup. Bukan sebagai luka, melainkan sebagai pelajaran tentang betapa berharganya waktu dan keberanian. Bahwa rasa yang disimpan terlalu lama bisa berubah menjadi jarak yang tak terpulihkan.

Dan semoga, ketika udara baru tahun 2026 berhembus, ia membawa jalan yang lebih terang. Jalan tempat hati tidak lagi hanya menunggu dalam diam, tetapi berani melangkah untuk menemukan apa yang selama ini diinginkan.

Sebab cinta, pada akhirnya, tidak hanya tentang siapa yang membuat kita jatuh. Tetapi siapa yang kita pilih untuk perjuangkan. (CeHa).

Berita Terkait

Makna Simbol “Perempuan dalam Lingkaran” yang Kian Banyak Dibicarakan
Di Tengah Dunia yang Bergegas, Novel Hadir Sebagai Tempat Bernapas Terakhir
Wartawan Labuhanbatu Kompak Galang Donasi Korban Bencana Sumatera-Aceh
Erni Manja Hasibuan Terpilih sebagai Ketua PWI Labuhanbatu 2025–2028
Diremehkan? Jadikan itu ‘Bahan Bakar’
Enam Warga Labuhanbatu Ditemukan Meninggal Akibat Longsor di Taput
Ketika Labuhanbatu Bergerak Mewujudkan Mimpi Ribuan Warga
Erni Manja Hasibuan Menjadi Sorotan: Penjaringan Ketua PWI Labuhanbatu Masuki Babak Akhir
Berita ini 49 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 9 Desember 2025 - 17:56 WIB

Makna Simbol “Perempuan dalam Lingkaran” yang Kian Banyak Dibicarakan

Senin, 8 Desember 2025 - 16:53 WIB

Di Tengah Dunia yang Bergegas, Novel Hadir Sebagai Tempat Bernapas Terakhir

Minggu, 7 Desember 2025 - 14:57 WIB

Wartawan Labuhanbatu Kompak Galang Donasi Korban Bencana Sumatera-Aceh

Minggu, 7 Desember 2025 - 00:53 WIB

Ketika Rasa Tinggal di Antara Kata yang Tak Pernah Terucap

Rabu, 3 Desember 2025 - 12:19 WIB

Erni Manja Hasibuan Terpilih sebagai Ketua PWI Labuhanbatu 2025–2028

Berita Terbaru

Asahan

Pemkab Asahan Gelar Operasi Pasar Jelang Nataru 2026

Selasa, 9 Des 2025 - 22:04 WIB