Zulnas.com, Batubara — Saat subuh dini hari, Jumat yang bergerimis pada tanggal 9 April 1851 Syah bandar Rahmad putra tanah Deli menghembuskan napas terakhir menemui sang khalik di Istana Kesultanan Asahan dalam mengemban misi mengembangkan kekuasaan kesultanan Deli.
Atas peristiwa itu, Istana Asahan langsung gempar, semua hampir tak percaya mendengar kenyataan ini. Sultan Ali menyaksikan dan memberitahu kepada semua bahwa “yang dekat itu adalah kematian”.
Berita berpulangnya bangsawan tanah Deli ini sampai ke anaknya Muhammad Baki di Batubahara, anak dan istrinya di Bedagai dan Muhammad Basyir yang sedang di Aceh. Berita itu juga sampai ke Istana Deli.
Sultan Ibrahim raja Aceh meminta Muhammad Basyir mengurus pemakaman ayahandanya.
Sedangkan Muhammad Basyir berlayar ke Asahan membawa batu nisan panjangnya hampir dua meter.
Sultan Asahan menuturkan secara runut peristiwa itu. Muhammad Basyir bisa menerimanya dan berencana setelah dimandikan, dikafani dan disholatkan akan membawa jenajah ayahandanya ke negeri Bedagai tempat istri dan anak anaknya bermukim.
Setelah keinginan didengar Muhammad Basyir bersedia menandatangani atas nama ahli waris penyerahan negeri Bedagai ke kerajaan Asahan.
Melihat ketulusan itu sultan Ali membuat sepucuk lagi surat, sebelum kelahiran anak lelaki sultan Osman yang berkahwin dengan Tengku Raja Siti maka negeri Bedagai dalam pengawasan dan penguasaan Muhammad Basyir.
Setelah semuanya selesai, berangkatlah Muhammad Basyir membawa mayit ayahandanya.
Muhammad Baqi anak bandar Rahmad dengan cik Syamsiah putri pesisir Siak yang tinggal dan menetap di negeri Bogak datang menghadang di tengah laut mengharapkan ayahanda dimakamkan di negeri Bogak.
Sempat terjadi perdebatan antar Abang beradik ini. Masing masing memberi alasan yang bisa diterima. Akhirnya, Muhammad Basyir merelakan ayahandanya dimakamkan di Batubara Tepatnya dibelakang mesjid Bogak.
Berakhir satu episode kepemimpinan beliau, dari perjalanan panjang seorang tokoh yang kelak melahirkan banyak generasi handal yang tersebar di batubahara, Deli, langkat, Bengkalis serta negara Jiran Singapura dan malaysia.
Dan saat ini, sudah keturunan sundut ke dua belas, berperawakan besar, pintar dan berpribahasa sopan. ***ET